Dalam sebuah seminar mengenai anak disebutkan bahwa kelak orangtua semuanya akan ditanyai mengenai pendidikan yang diberikan kepada anak-anaknya. Terutama pendidikan agamanya. Karena hal tersebut telah menadi tanggungjawab orangtua.
Dewasa ini, banyak sekali tingkah laku anak yang bermacam-macam bentuknya. Seperti bullying, tawuran, merokok, aborsi, dan lain sebagainya. Hal ini diakibatkan karena BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stress, Tired) penyebabnya karena rutinitas anak yang kurang, terlalu banyak waktu yang kosong, merasa bosan, berteman gadget, kecapean, dan lain-lain.
Melihat kejadian-kejadian yang demikian, orangtua dituntut untuk dapat mengatasi hal tersebut dengan baik, benar dan bijak. Salah-salah dalam mengatasi anak, anak akan makin menjadi.
Anak merupakan titipan dari Sang Pencipta, maka dari itu menjadi sebuah kewajiban bagi orangtua untuk menjaga, merawat, dan membimbing mereka. Jika mendapati hal-hal demikian, orangtua dianjurkan untuk :
1. Berbicara yang baik dan pelan kepada anak yang sedang marah
Anak merupakan makhluk yang paling sensitif. Oleh karenanya, kita harus sangat berhati-hati jika berhadapan dengan makhluk ini. Perkataan keras dengan nada yang tinggi akan sangat menghancurkan hati mereka.
Alih-alih untuk membuat mereka sadar akan kesalahan yang mereka perbuat, tindakan ini hanya akan membuat anak menjadi semakin tertutup dan menutup rapat-rapat dirinya untuk semua hal yang kita nasehati, karena mereka merasa sedang terancam.
Maka dari itu, semarah-marahnya kita terhadap anak, usahakan jangan sampai anak mendengar sentakan dan semacamnya. Gunakanlah pembicaraan yang halus, pelan dan tidak membuat dirinya merasa sedang terancam dengan kehadiran kita.
2. Berikan kasih sayang, perhatian, sentuhan, dan masukan
Tidak semua anak dapat cocok dengan pemberian kasih sayang, perhatian, sentuhan dan masukan yang kita berikan. Oleh karenanya, orangtua mesti membuat cadangan cara untuk menindaki karakter anak tersebut. Karena, jika kita tidak menyesuaikan dengan karakter anak, anak akan beranggapan lain dengan kasih sayang, perhatian, sentuhan, dan masukan yang kita berikan kepadanya.
3. Adanya family time
Kebersamaan keluarga merupakan faktor lainnya yang dapat mendukung terhadap berjalannya pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Anak dapat merasakan kehangatan keluarga, merasakan kehadiran nyata keluarga, dan anak akan merasa mereka mempunyai tempat melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari.
4. Penguatan terhadap beban sekolah
Biasanya, anak mempunyai keluhan terhadap pembelajarannya disekolah. Disini, baiknya orangtua terus memantau seampai sejauh mana anak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang timbul pada beban sekolahnya.
Tanamkan pada anak sebuah rasa friendly, namun jangan abaikan kehormatan mereka pada sosok yang seharusnya mereka patuhi juga. Biarkan mereka menganggap kita sebagai teman curhat mereka, berikan penguatan terhadap beban sekolah mereka, tanggapi dengan santai dan serius setiap permasalahan beban belajar yang dirasa anak sudah merasa sulit untuk menyelesaikannya. Tentunya kita mengukur hal tersebut dengan usia mereka, sehingga kita dapat melihat dengan jelas, sampai dimana perkembangan mereka.
5. Gadget
Anak jaman sekarang, tidak terlepas dari kehidupan gadgetnya. Hal ini yang biasanya membuat anak mempunyai sekat yang sangat tebal dengan keluarga. Oleh karenanya, diusahakan ketika anak masih dalam masa pertumbuhan, jangan dulu berikan anak hal-hal yang demikian. Biarkan anak berkembang dengan sendirinya, mengembangkan sosialisasinya dengan baik, dan berkembang dengan alami.
6. Membangun empaty anak dari usia 0-3 tahun
Untuk menanam sebuah empaty, harus dibiasakan kepada anak dari kecil. Karena, jika anak sudah memasuki masa kanak-kanak, anak akan susah untuk dikendalikan jika sejak kecil anak belum dibiasakan untuk berempaty terhadap segala sesuatunya.
7. Ayah ikut berperan dalam mendidik anak
Peran kedua orangtua sangat penting untuk perkembangan seorang anak. Dalam mendidik anak, peran ayah pun sangat dibutuhkan sekali. Jika ayah sibuk, sempatkanlah sebentar untuk mengantar anaknya sekolah, sesekali pujilah pekerjaan yang telah dilakukan anak dengan susah payah, perhatikanlah anak ketika ayah mempunyai waktu luang, walau hanya 5 menitpun. Karena, walau hanya sebentar, itu akan membuat anak merasa senang dan percaya bahwa ayah juga sayang kepadanya.
8. Berikan kata-kata positif
Sifat dasar anak adalah meniru. Anak akan meniru segala apapun yang sering dilihatnya, didengarnya, dan dirasakannya pada kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya orangtua harus sangat berhati-hati dalam berucap, dalam bertindak atau bersikap kepada anak.
Karena dengan segala sesuatu yang baik, maka akan menghasilkan segala sesuatu yang baik pula. Karena, segala sesuatu yang kita keluarkan, akan terekam dengan jelas di alam bawah sadar anak. Sehingga, dalam keadaan sadar atau tidak, anak akan mengikuti apa yang kita lakukan atau mengikuti apa yang kita katakan sebelumnya. Jika tidak, hal negatif yang kita berikan akan berpengaruh ke dalam kepribadian mereka.
9. Meluruskan kekeliruan komunikasi
Berikan perlakuan kepada anak sesuai dengan tingkat kedewasaannya. Jangan samakan penindakan suatu masalah kepada anak kita yang rentan usianya berbeda jauh. Karena hal tersebut akan mengakibatkan apa yang kita sampaikan itu, miss konsepsi dengan apa yang diterima anak. Karena anak itu merupakan sosok yang unik, yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, maka kita sebagai orangtuapun harus memberi perlakuan yang unik pula.
Baca Juga: Kesalahan Dalam Mendidik Anak
Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak kita. Amin *^_^*
Dewasa ini, banyak sekali tingkah laku anak yang bermacam-macam bentuknya. Seperti bullying, tawuran, merokok, aborsi, dan lain sebagainya. Hal ini diakibatkan karena BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stress, Tired) penyebabnya karena rutinitas anak yang kurang, terlalu banyak waktu yang kosong, merasa bosan, berteman gadget, kecapean, dan lain-lain.
Melihat kejadian-kejadian yang demikian, orangtua dituntut untuk dapat mengatasi hal tersebut dengan baik, benar dan bijak. Salah-salah dalam mengatasi anak, anak akan makin menjadi.
![]() |
| Cara Mendidik Anak.jpg |
1. Berbicara yang baik dan pelan kepada anak yang sedang marah
Anak merupakan makhluk yang paling sensitif. Oleh karenanya, kita harus sangat berhati-hati jika berhadapan dengan makhluk ini. Perkataan keras dengan nada yang tinggi akan sangat menghancurkan hati mereka.
Alih-alih untuk membuat mereka sadar akan kesalahan yang mereka perbuat, tindakan ini hanya akan membuat anak menjadi semakin tertutup dan menutup rapat-rapat dirinya untuk semua hal yang kita nasehati, karena mereka merasa sedang terancam.
Maka dari itu, semarah-marahnya kita terhadap anak, usahakan jangan sampai anak mendengar sentakan dan semacamnya. Gunakanlah pembicaraan yang halus, pelan dan tidak membuat dirinya merasa sedang terancam dengan kehadiran kita.
2. Berikan kasih sayang, perhatian, sentuhan, dan masukan
Tidak semua anak dapat cocok dengan pemberian kasih sayang, perhatian, sentuhan dan masukan yang kita berikan. Oleh karenanya, orangtua mesti membuat cadangan cara untuk menindaki karakter anak tersebut. Karena, jika kita tidak menyesuaikan dengan karakter anak, anak akan beranggapan lain dengan kasih sayang, perhatian, sentuhan, dan masukan yang kita berikan kepadanya.
3. Adanya family time
Kebersamaan keluarga merupakan faktor lainnya yang dapat mendukung terhadap berjalannya pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Anak dapat merasakan kehangatan keluarga, merasakan kehadiran nyata keluarga, dan anak akan merasa mereka mempunyai tempat melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari.
4. Penguatan terhadap beban sekolah
Biasanya, anak mempunyai keluhan terhadap pembelajarannya disekolah. Disini, baiknya orangtua terus memantau seampai sejauh mana anak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang timbul pada beban sekolahnya.
Tanamkan pada anak sebuah rasa friendly, namun jangan abaikan kehormatan mereka pada sosok yang seharusnya mereka patuhi juga. Biarkan mereka menganggap kita sebagai teman curhat mereka, berikan penguatan terhadap beban sekolah mereka, tanggapi dengan santai dan serius setiap permasalahan beban belajar yang dirasa anak sudah merasa sulit untuk menyelesaikannya. Tentunya kita mengukur hal tersebut dengan usia mereka, sehingga kita dapat melihat dengan jelas, sampai dimana perkembangan mereka.
5. Gadget
Anak jaman sekarang, tidak terlepas dari kehidupan gadgetnya. Hal ini yang biasanya membuat anak mempunyai sekat yang sangat tebal dengan keluarga. Oleh karenanya, diusahakan ketika anak masih dalam masa pertumbuhan, jangan dulu berikan anak hal-hal yang demikian. Biarkan anak berkembang dengan sendirinya, mengembangkan sosialisasinya dengan baik, dan berkembang dengan alami.
6. Membangun empaty anak dari usia 0-3 tahun
Untuk menanam sebuah empaty, harus dibiasakan kepada anak dari kecil. Karena, jika anak sudah memasuki masa kanak-kanak, anak akan susah untuk dikendalikan jika sejak kecil anak belum dibiasakan untuk berempaty terhadap segala sesuatunya.
7. Ayah ikut berperan dalam mendidik anak
Peran kedua orangtua sangat penting untuk perkembangan seorang anak. Dalam mendidik anak, peran ayah pun sangat dibutuhkan sekali. Jika ayah sibuk, sempatkanlah sebentar untuk mengantar anaknya sekolah, sesekali pujilah pekerjaan yang telah dilakukan anak dengan susah payah, perhatikanlah anak ketika ayah mempunyai waktu luang, walau hanya 5 menitpun. Karena, walau hanya sebentar, itu akan membuat anak merasa senang dan percaya bahwa ayah juga sayang kepadanya.
8. Berikan kata-kata positif
Sifat dasar anak adalah meniru. Anak akan meniru segala apapun yang sering dilihatnya, didengarnya, dan dirasakannya pada kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya orangtua harus sangat berhati-hati dalam berucap, dalam bertindak atau bersikap kepada anak.
Karena dengan segala sesuatu yang baik, maka akan menghasilkan segala sesuatu yang baik pula. Karena, segala sesuatu yang kita keluarkan, akan terekam dengan jelas di alam bawah sadar anak. Sehingga, dalam keadaan sadar atau tidak, anak akan mengikuti apa yang kita lakukan atau mengikuti apa yang kita katakan sebelumnya. Jika tidak, hal negatif yang kita berikan akan berpengaruh ke dalam kepribadian mereka.
9. Meluruskan kekeliruan komunikasi
Berikan perlakuan kepada anak sesuai dengan tingkat kedewasaannya. Jangan samakan penindakan suatu masalah kepada anak kita yang rentan usianya berbeda jauh. Karena hal tersebut akan mengakibatkan apa yang kita sampaikan itu, miss konsepsi dengan apa yang diterima anak. Karena anak itu merupakan sosok yang unik, yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, maka kita sebagai orangtuapun harus memberi perlakuan yang unik pula.
Baca Juga: Kesalahan Dalam Mendidik Anak
Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak kita. Amin *^_^*

Tidak ada komentar